SEKILAS TENTANG PONDOK PESANTREN MTM KEMPEK
K
|
empek
adalah nama sebuah desa yang berada di bagian barat kota Cirebon,
tepatnya diantara Palimanan dan Ciwaringin. Pada tahun 1908 didirikan
pesantren Kempek KH. Harun yang merupakan Salah seorang putra KH. Abdul Jalil (Ki Marden) yang berasal dari Pekalongan dan menetap di Kedongdong.
MASA BELAJAR
Ketika
ditinggal wafat ayahandanya, KH. Harun masih kecil dan hanya
ditinggalkan sedikit harta benda. Kemudian beliau dirawat oleh ibundanya
yang bernama Nyai Kamali seorang wanita sabar berdarah sunda. Keadaan
susah tak membuat keinginannya untuk menimba ilmu. Dengan perbekalan
yang sedikit beliau mengembara untuk menuntut ilmu, diantaranya:
* Indramayu
Disana
beliau mengaji pada KH. Yusuf, seorang ulama yang berasal dari Demak
yang dikenal waliyullah serta ahli ma'rifat yang meninggalkan sebuah
karya monumental yaitu kitab shorof yang sampai kini menjadi acuan Tashrifan Kempek.
*Tegal, Giren
Di tegal beliau belajar pada seorang ulama theolog yang bernama KH. Ubaidah.
*Pekalongan
Di tempat kelahiran ayahnya ini, beliau belajar pada seorang ulama besar bernama KH. Murtadho.
HARUN DAN SHOLEH
KH.
Harun memiliki dua nama yaitu Harun dan Sholeh. "Harun" adalah nama
yang berasal dari orangtuanya, sedangkan "Sholeh" adalah nama setelah
beliau menunaikan rukun islam yang kelima. Dan setelah Haji beliau
selalu menuliskan nama "Sholeh" di setiap koleksi kitabnya.
PUTRA-PUTRI BELIAU
KH.
Harun beristrikan dua orang, yaitu: Nyai Mutimmah dan Nyai Ummi Laila.
Dari kedua istri beliau lahirlah pura-putri yang akan meneruskan jejak
beliau untuk menyebarkan agama Allah melalui Pondok Pesantren Kempek.
Dari Nyai Mutimmah beliau dikaruniai 5 putra-putri yaitu:
1. Nyai Hj. Umamah
2. KH. Umar sholeh
3. Abdul Haq
4. Nyai Ruba'iah
5. Nyai Sukinah
Sedangkan dari Nyai Ummi Laila dikarunia 11 putra-putri yaitu:
1. Kyai Yusuf Harun
2. Nyai Tsuwaibah
3. Nyai Rohmah
4. Nyai Zainah
5. Nyai Mukminah
6. Nyai Zubaidah
7. Nyai Mu'minah
8. Nyai Atikah
9. Nyai Hj. Afifah
10. Kyai Utsman
11. Kyai Hasan Harun
WAFATNYA KH. HARUN
Setelah
33 tahun menghabiskan waktu membangun dan mengembangkan Pondok
Pesantren Kempek, pada tanggal 23 Maret 1935 belau wafat disebabkan sesak
pernafasan. Dan karena kealimannya, tidak kurang dari dua ribu orang
mengantarkan kepergian beliau ke tempet peristirahatannya yang terakhir
sebagai wujud rasa kehilangan dan duka cita yang mendalam. Kepemimpinan
Pondok kemudian diteruskan oleh Putra dan menantu beliau, yaitu:
1. KH. Yusuf Harun (Putra)
2. KH. Umar Sholeh (Putra)
3. KH. Manshur Zubair (Menantu)
4. KH. Zuhdi Ilyas, Surakarta Solo (Menantu)
5. K. Muslim Mukhtar
6. KH. Anwar Rofi'I, Plered (Menantua)
7. KH. Nashir Abu Bakar, Tegal (Menantu)
8. KH. Ma'shum Siroj, Gedongan (Menantu)
9. KH. 'Aqiel Siroj, Gedongan (Menantu)
10. KH. Abdulloh Muhsin, Plered (Menantu)
11. K. Hasan Harun (Putra)
Diantara
mereka yang paling akhir wafat adalah KH. Umar Sholeh yang lahir pada
tanggal 12 Februari 1922 dan wafat tanggal 05 Oktober 1999 M / 14
Dzulhijjah 1415 H. Sebelumnya pada tanggal 10 Jumadil Ula 1414 H seluruh
tugas pondok telah diserahkan kepada putra beliau yaitu KH. Muhammad
Nawawi.
BERDIRINYA MTM
Untuk
mengefektifkan penanganan pendidikan Pesantren yang telah dikembangkan
secara berkesinambungan oleh KH. Harun (1908 – 1935), KH Yusuf Harun
(1935 – 1949) dan KH. Umar Sholeh (1945 – 1999) maka didirikanlah Majlis
Tarbiyatul Mubtadi-ien (MTM) yang masih satu kesatuan sistem Pesantren
yang tak terpisahkan yang didirikan oleh KH. 'Aqiel Siroj pada tahun
1960.
TENTANG PENDIRI
K
|
H.
'Aqiel Siroj lahir pada tahun 1920 di Gedongan, sebuah desa kecil yang
termasuk wilayah Kawedanan Sindang Laut, sekitar 12 KM dari Kota
Cirebon. Beliau putra KH. Siroj yang masih keturunan Sunan Gunung Jati,
yang juga mendirikan Pondok Pesantren di Gedongan.
KH.
'Aqiel kecil, berkembang dan dibesarkan dalam suasana keluarga
pesantren nan sederhana, jauh dari kemewahan. Sebagaimana putra kyai
lainnya, masa kecil beliau tidak lepas dari pengawasan sang ayah, Kyai
Siradj. Hari-harinya dihabiskan untuk belajar di lingkungan pesantren.
Usia
remaja beliau, juga dihabisakan untuk menggeluti samudera ilmu di
pesantren-pesantren. Ketertarikannya pada ilmu yang berbasis Islam
mengantarkannya pada pesantren Kempek yang kala itu masih dibawah asuhan
KH. Harun Sholeh. Shorof, Nahwu dan Fiqh beliau matangkan dengan
kesungguhan. Beliau
Belum
sempat melihat perkembangan Pesantren yang lebih pesat, sang pendiri
lebih dahulu menghadap Allah SWT pada tahun 1990 dikarenakan penyakit
yang beliau idap. Selanjutnya kepemimpinan Pondok diteruskan oleh putra
sulung beliau yaitu Buya H. Ja'far Shodiq Aqiel yang berhasil membangun
MTM dengan sangat pesat seperti sekarang ini. Itu semua tak lepas dari
dukungan moral dan material dari adik-adik beliau, yaitu: Prof. DR. KH.
Sa'id 'Aqiel Siroj MA, KH. Musthofa 'Aqiel Siroj, KH. Ahsin Syifa 'Aqiel
Siroj dan KH. Ni'amillah 'Aqiel Siroj.
PERKEMBANGAN MTM
P
|
ada
awal berdirinya, MTM tidak didedikasikan sebagai sebuah Pondok
Pesantren. Pendirinya, KH. 'Aqiel Siroj mencetuskannya sebagai Majlis
(tempat mengaji) bagi santri-santri yang telah banyak menetap di Kempek,
disamping Pondok Pesantren Kempek dalam asuhan KH. Umar Sholeh ketika
itu. Pada awalnya majlis ini hanya terdiri dari tiga kamar, dan semakin
lama seiring dengan pertambahan jumlah santri yang semakin banyak, maka
beliau mengembangkan majlisnya sebagai sebuah nama pesantren yang masih
merupakan satu kesatuan dengan Pondok Pesantren Kempek.
Semakin
lama jumlah santri yang menetap di MTM semakin banyak, dan melihat dari
tuntutan zaman serta permintaan dari wali santri agar anak-anaknya di
pesantren juga dapat mengenyam pendidikan formal (sekolah), serta dengan
adanya program pemerintah Wajib Belajar Sembilan Tahun (Wajar 9 Tahun),
maka sejak tahun pelajaran 1995-1996 MTM menerima proyek Departemen
Agama berupa Madrasah Tsanawiyah Terbuka (MTs T). Mulai saat itulah,
para santri yang berminat mengikuti pendidikan formal bisa mengikuti
pendidikan di MTs T di bawah bimbingan para guru dari MTs N (Guru Bina)
dan beberapa santri senior (Guru Pamong) yang ditunjuk untuk membantu
Guru Bina dalam mengemban tugasnya.
Pada
tahun 2002, pemerintah menghentikan pendanaan proyek MTs T di seluruh
Indonesia, maka MTs Terbuka Kempek pun berpindah status menjadi sekolah
reguler dengan nama Madrasah Tsanawiyah Kyai Haji Aqiel Siroj Kempek atau disingkat menjadi MTs KHAS Kempek.
Tidak berapa lama setelah itu, kemudian MTM pun mengembangkan
lembaga-lembaga pendidikan yang lain, yaitu dengan mendirikan Madrasah
Aliyah yang diberi nama dengan Madrasah Aliyah Kyai Haji Aqiel Siroj Kempek atau MA KHAS Kempek, dibawah naungan Yayasan Kyai Haji 'Aqiel Siroj (Yayasan KHAS).
MA
KHAS Kempek didirikan dengan tujuan antara lain agar antara program
pendidikan Majlis dan Sekolah dapat berjalan selaras, seiring sejalan.
Agar para santri yang telah menamatkan pendidikannya di MTs tidak segera
meninggalkan pesantren dengan alasan akan melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi di luar pesantren, padahal di Majlisnya
sendiri dia masih belum menamatkan apa-apa, baik pengajian Al Qur'an
apalagi pengajian Alfiyah. Dengan didirikannya MA KHAS Kempek,
diharapkan semua santri MTM dapat menamatkan pengajiannya bersamaan
dengan kelulusannya di sekolah.dan pada tahun 2009 dibuka pula SMP KHAS
sebagai wujud permintaan dari wali santri.
Demikianlah,
sekilas tentang MTM. Semoga MTM ke depan dapat selalu mengembangkan
dirinya ke arah yang lebih baik. Dapat mencetak santri-santri yang
mumpuni dalam bidang Agama maupun umum, yang berwawasan luas dan
berakhlakul karimah.