Senin, 14 Januari 2013

SEKILAS TENTANG PONDOK PESANTREN MTM KEMPEK

SEKILAS TENTANG PONDOK PESANTREN MTM KEMPEK



K
empek adalah nama sebuah desa yang berada di bagian barat kota Cirebon, tepatnya diantara Palimanan dan Ciwaringin. Pada tahun 1908 didirikan pesantren Kempek KH. Harun yang merupakan Salah seorang  putra KH. Abdul Jalil (Ki Marden) yang berasal dari Pekalongan dan menetap di Kedongdong.

MASA BELAJAR
Ketika ditinggal wafat ayahandanya, KH. Harun masih kecil dan hanya ditinggalkan sedikit harta benda. Kemudian beliau dirawat oleh ibundanya yang bernama Nyai Kamali seorang wanita sabar berdarah sunda. Keadaan susah tak membuat keinginannya untuk menimba ilmu. Dengan perbekalan yang sedikit beliau mengembara untuk menuntut ilmu, diantaranya:
* Indramayu
Disana beliau mengaji pada KH. Yusuf, seorang ulama yang berasal dari Demak yang dikenal waliyullah serta ahli ma'rifat yang meninggalkan sebuah karya monumental yaitu kitab shorof yang sampai kini menjadi acuan Tashrifan Kempek.
*Tegal, Giren
Di tegal beliau belajar pada seorang ulama theolog yang bernama KH. Ubaidah.
*Pekalongan
Di tempat kelahiran ayahnya ini, beliau belajar pada seorang ulama besar bernama KH. Murtadho.

HARUN DAN SHOLEH
KH. Harun memiliki dua nama yaitu Harun dan Sholeh. "Harun" adalah nama yang berasal dari orangtuanya, sedangkan "Sholeh" adalah nama setelah beliau menunaikan rukun islam yang kelima. Dan setelah Haji beliau selalu menuliskan nama "Sholeh" di setiap koleksi kitabnya.

PUTRA-PUTRI BELIAU
KH. Harun beristrikan dua orang, yaitu: Nyai Mutimmah dan Nyai Ummi Laila. Dari kedua istri beliau lahirlah pura-putri yang akan meneruskan jejak beliau untuk menyebarkan agama Allah melalui Pondok Pesantren Kempek.
Dari Nyai Mutimmah beliau dikaruniai 5 putra-putri yaitu:
1.      Nyai Hj. Umamah
2.      KH. Umar sholeh
3.      Abdul Haq
4.      Nyai Ruba'iah
5.      Nyai Sukinah

Sedangkan dari Nyai Ummi Laila dikarunia 11 putra-putri yaitu:
1.      Kyai Yusuf Harun
2.      Nyai Tsuwaibah
3.      Nyai Rohmah
4.      Nyai Zainah
5.      Nyai Mukminah
6.      Nyai Zubaidah
7.      Nyai Mu'minah
8.      Nyai Atikah
9.      Nyai Hj. Afifah
10.  Kyai Utsman
11.  Kyai Hasan Harun

WAFATNYA KH. HARUN
Setelah 33 tahun menghabiskan waktu membangun dan mengembangkan Pondok Pesantren Kempek, pada tanggal 23 Maret 1935 belau wafat disebabkan  sesak pernafasan. Dan karena kealimannya, tidak kurang dari dua ribu orang mengantarkan kepergian beliau ke tempet peristirahatannya yang terakhir sebagai wujud rasa kehilangan dan duka cita yang mendalam. Kepemimpinan Pondok kemudian diteruskan oleh Putra dan menantu beliau, yaitu:
1.      KH. Yusuf Harun (Putra)
2.      KH. Umar Sholeh (Putra)
3.      KH. Manshur Zubair (Menantu)
4.      KH. Zuhdi Ilyas, Surakarta Solo (Menantu)
5.      K. Muslim Mukhtar
6.      KH. Anwar Rofi'I, Plered (Menantua)
7.      KH. Nashir Abu Bakar, Tegal (Menantu)
8.      KH. Ma'shum Siroj, Gedongan (Menantu)
9.      KH. 'Aqiel Siroj, Gedongan (Menantu)
10.  KH. Abdulloh Muhsin, Plered (Menantu)
11.  K. Hasan Harun (Putra)

Diantara mereka yang paling akhir wafat adalah KH. Umar Sholeh yang lahir pada tanggal 12 Februari 1922 dan wafat tanggal 05 Oktober 1999 M / 14 Dzulhijjah 1415 H. Sebelumnya pada tanggal 10 Jumadil Ula 1414 H seluruh tugas pondok telah diserahkan kepada putra beliau yaitu KH. Muhammad Nawawi.

BERDIRINYA MTM
Untuk mengefektifkan penanganan pendidikan Pesantren yang telah dikembangkan secara berkesinambungan oleh KH. Harun (1908 – 1935), KH Yusuf Harun (1935 – 1949) dan KH. Umar Sholeh (1945 – 1999) maka didirikanlah Majlis Tarbiyatul Mubtadi-ien (MTM) yang masih satu kesatuan sistem Pesantren yang tak terpisahkan yang didirikan oleh KH. 'Aqiel Siroj pada tahun 1960.


TENTANG PENDIRI
K
H. 'Aqiel Siroj lahir pada tahun 1920 di Gedongan, sebuah desa kecil yang termasuk wilayah Kawedanan Sindang Laut, sekitar 12 KM dari Kota Cirebon. Beliau putra KH. Siroj yang masih keturunan Sunan Gunung Jati, yang juga mendirikan Pondok Pesantren di Gedongan.
KH. 'Aqiel kecil, berkembang dan dibesarkan dalam suasana keluarga pesantren nan sederhana, jauh dari kemewahan. Sebagaimana putra kyai lainnya, masa kecil beliau tidak lepas dari pengawasan sang ayah, Kyai Siradj. Hari-harinya dihabiskan untuk belajar di lingkungan pesantren.
Usia remaja beliau, juga dihabisakan untuk menggeluti samudera ilmu di pesantren-pesantren. Ketertarikannya pada ilmu yang berbasis Islam mengantarkannya pada pesantren Kempek yang kala itu masih dibawah asuhan KH. Harun Sholeh. Shorof, Nahwu dan Fiqh beliau matangkan dengan kesungguhan. Beliau

Belum sempat melihat perkembangan Pesantren yang lebih pesat, sang pendiri lebih dahulu menghadap Allah SWT pada tahun 1990 dikarenakan penyakit yang beliau idap. Selanjutnya kepemimpinan Pondok diteruskan oleh putra sulung beliau yaitu Buya H. Ja'far Shodiq Aqiel yang berhasil membangun MTM dengan sangat pesat seperti sekarang ini. Itu semua tak lepas dari dukungan moral dan material dari adik-adik beliau, yaitu: Prof. DR. KH. Sa'id 'Aqiel Siroj MA, KH. Musthofa 'Aqiel Siroj, KH. Ahsin Syifa 'Aqiel Siroj dan KH. Ni'amillah 'Aqiel Siroj.

PERKEMBANGAN MTM
P
ada awal berdirinya, MTM tidak didedikasikan sebagai sebuah Pondok Pesantren. Pendirinya, KH. 'Aqiel Siroj mencetuskannya sebagai Majlis (tempat mengaji) bagi santri-santri yang telah banyak menetap di Kempek, disamping Pondok Pesantren Kempek dalam asuhan KH. Umar Sholeh ketika itu. Pada awalnya majlis ini hanya terdiri dari tiga kamar, dan semakin lama seiring dengan pertambahan jumlah santri yang semakin banyak, maka beliau mengembangkan majlisnya sebagai sebuah nama pesantren yang masih merupakan satu kesatuan dengan Pondok Pesantren Kempek.
Semakin lama jumlah santri yang menetap di MTM semakin banyak, dan melihat dari tuntutan zaman serta permintaan dari wali santri agar anak-anaknya di pesantren juga dapat mengenyam pendidikan formal (sekolah), serta dengan adanya program pemerintah Wajib Belajar Sembilan Tahun (Wajar 9 Tahun), maka sejak tahun pelajaran 1995-1996 MTM menerima proyek Departemen Agama berupa Madrasah Tsanawiyah Terbuka (MTs T). Mulai saat itulah, para santri yang berminat mengikuti pendidikan formal bisa mengikuti pendidikan di MTs T di bawah bimbingan para guru dari MTs N (Guru Bina) dan beberapa santri senior (Guru Pamong) yang ditunjuk untuk membantu Guru Bina dalam mengemban tugasnya.
Pada tahun 2002, pemerintah menghentikan pendanaan proyek MTs T di seluruh Indonesia, maka MTs Terbuka Kempek pun berpindah status menjadi sekolah reguler dengan nama Madrasah Tsanawiyah Kyai Haji Aqiel Siroj Kempek atau disingkat menjadi MTs KHAS Kempek. Tidak berapa lama setelah itu, kemudian MTM pun mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan yang lain, yaitu dengan mendirikan Madrasah Aliyah yang diberi nama dengan Madrasah Aliyah Kyai Haji Aqiel Siroj Kempek atau MA KHAS Kempek, dibawah naungan Yayasan Kyai Haji 'Aqiel Siroj (Yayasan KHAS).
MA KHAS Kempek didirikan dengan tujuan antara lain agar antara program pendidikan Majlis dan Sekolah dapat berjalan selaras, seiring sejalan. Agar para santri yang telah menamatkan pendidikannya di MTs tidak segera meninggalkan pesantren dengan alasan akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di luar pesantren, padahal di Majlisnya sendiri dia masih belum menamatkan apa-apa, baik pengajian Al Qur'an apalagi pengajian Alfiyah. Dengan didirikannya MA KHAS Kempek, diharapkan semua santri MTM dapat menamatkan pengajiannya bersamaan dengan kelulusannya di sekolah.dan pada tahun 2009 dibuka pula SMP KHAS sebagai wujud permintaan dari wali santri.
Demikianlah, sekilas tentang MTM. Semoga MTM ke depan dapat selalu mengembangkan dirinya ke arah yang lebih baik. Dapat mencetak santri-santri yang mumpuni dalam bidang Agama maupun umum, yang berwawasan luas dan berakhlakul karimah.

4 komentar: